Rabu, 16 Maret 2016

APA ITU RINDU


2bulan
lamanya
setelah
anniversary
ke 18
bulan,
aku
sudah
tak
pernah
lagi
bisa
berpikir
apa-
apa
lagi
ataukah
harus
bertahan ataupun harus terbang bebas. Aku sebenarnya tidak ingin membuat
cerita tentang kisah sedih tapi inilah kenyataan nya, semua tak bisa ku
pungkiri , aku sengaja menulis semua ini, agar aku tidak pernah lupa bahwa
aku pernah mengalami perasaan aneh sedalam ini, perasaan yang sebenarnya
sudah lama ingin aku hilangkan, “RINDU”. Rindu itu apa? Saat aku
bertanya pada mereka yang kesepian mereka hanya bisa duduk dan memeluk
lututnya, lalu aku bertanya “Apakah rindu itu menakutkan?” Saat aku
bertanya pada seseorang yang sedang bersedih , dia hanya bisa meneteskan
air matanya , lalu aku bertanya “Apakah rindu itu menyedihkan?” Saat aku
bertanya pada seseorang yang sedang terluka, dia langsung mundur dari ku
beberapa langkah dan tidak ingin membahasnya lagi, lalu aku bertanya
“ Apakah rindu itu menyakitkan?”. Saat aku bertanya pada seseorang yang
sedang marah dia langsung memalingkan muka nya, lalu aku bertanya kembali
“ Apakah rindu sekejam itu?”. Lalu saat aku bertanya pada orang yang baru
saja putus cinta dia hanya menjawab “Kelak kau akan tahu saat kau sudah
benar-benar tak bersamanya lagi?” Lalu aku bertanya “Apakah rindu se
membingungkan itu?”. Lalu aku bertanya pada seseorang yang sedang jatuh
cinta dia hanya menjawab “Rindu itu…., ah sudahlah aku tidak tahu” Lalu
aku bertanya “Apakah rindu sesombong itu?”, Lalu jika rindu itu menakutkan,
menyedihkan, menyakitkan, kejam, membingungkan dan sombong, kenapa
banyak sekali orang orang yang berkata rindu? Apakah mereka tidak takut
dengan rasa menyedihkan, menyakitkan, kejam membingungkan dan sombong.
Tapi sebenarnya aku juga sedang merindu.., tetapi kali ini aku sudah benar-
benar lelah untuk merindukan segala yang tak merindukan ku kembali, ku rasa
hanya aku sendirian yang menahan rindu, berharap rindu itu terbalaskan.
Semua orang juga tahu bagaimana rasanya merindukan orang yang tidak
merindukan kita juga, iya sakit, sesakit berjalan di atas pecahan kaca, sambil
memeluk kaktus yang berduri.
Malam itu adalah hari yang tak akan aku lupakan , bukan kisah bahagia di
dalamnya tapi kejadian jangkal yang membuatku luka dan perlahan pergi, saat
beberapa menit yang lalu telpon yang berlangsung kira-kira 47menit yang
membuat ku benar-benar mengerti, harus bertahan kah aku ataupun harus
pergi! Saat 15Menit percakapan didalam telpon aku mulai mendegarkan cerita,
cerita mu tentang teman-teman mu, cerita mu tentang dunia mu, dan cerita
mu yang berulang-ulang sebenarnya aku sudah bosan mendegarkannya, tetapi
aku tahu aku harus tetap menghargaimu. Saat kamu dengan asik nya
menceritakan tentang kejadiaan indah mu hari itu bersama teman teman mu,
sebenarnya aku sesak menahan tanggis, aku hanya bisa menjauhkan
handphone ku dan menanggis sambil menarik nafas. Maaf aku bukan orang
yang sering kamu sebut lebay! Maaf aku bukan orang yang dengan sengaja
menanggis, jaga mulutmu yang selalu berkata aku lemah, aku sengaja
menjauhkan hadphoneku dari ku karena aku tahu saat kamu ketahui aku
menanggis kamu akan menjauhi aku dan mengatakan aku lemah. Itulah yang
sering aku lakukan menangis sendirian sampai akhirnya aku lupa bahwa aku
adalah orang bodoh karena telah menanggisi orang yang sama dan cerita
yang sama. Kamu sibuk menceritakan cerita mu bersama teman-teman mu,
kamu sibuk menceritakan kamu seharian bersama teman-temanmu untuk
bersenang-senang, selintas dari cerita ini memang terlihat aku yang egois, tapi
apakah kamu sadar? Aku tak meminta banyak , aku sudah berkata rindu
dengan mu sebanyak 60kali. Iya benar 2bulan lamanya aku berkata aku
merindukanmu, setelah anniversary ke-18bulan , tak pernah lagi aku bertemu
dengan mu, menatap mu lebih lama, bersama mu lebih sering, dan mendegar
suaramu lewat ponsel. Tak pernah lagi aku rasakan semua yang indah dulu!
Saat dulu kamu selalu menemuiku seminggu sekali, karena kamu tahu, aku
adalah wanitamu yang selalu butuh perhatian kecil mu, butuh kasih sayangmu
dan butuh pertemuan walaupun hanya sekedar bercanda, dan berbagi cerita-
cerita konyol yang sering membuatku tertawa karenamu.
Aku sebenarnya lelah untuk berkata “Aku merindukan mu” tetapi terkadang
hati kecil yang berkata “jangan menyerah siapa tahu dia akan membalasnya”.
Walaupun aku tahu aku harus dikecewakan dan aku sudah mengetahui apa
jawabanmu yang selalu berkata “(Iya nanti, aku sibuk), (Insyallah!), (Aku
tidak bisa) , (Iya besok)” walaupun ternyata ke esokan harinya kau juga
tak akan menemuiku.
Saat segalanya nya kurasa tak adil, Aku pernah berpikir “apakah rindu itu
hanya bisa dibalas untuk orang-orang yang berkecukupan harta?, apakah
rindu hanya bisa terbalas untuk orang-orang yang mempunyai paras yang
indah?, apakah rindu hanya bisa dibeli oleh orang-orang yang mempunyai
uang berlimpah? Apakah rindu hanya bisa dibalas untuk orang-orang yang
mempunyai rumah gedung, mempunyai jabatan, dan kedudukan?” Lantas?
Bagaimana dengan aku? Yang tidak berkecukupan harta, tidak mempunyai
paras yang indah, tidak mempunyai uang berlimpah bahkan tidak mempunyai
tahta dan kedudukan? Apakah rindu serumit ini?
Untuk mu tuan muda yang aku rindukan ; Andai kan rindu itu bisa dibeli
dengan segumpal materi, Akan ku tabung uang jajan ku perhari agar aku bisa
merasakan bagaimana indah nya rindu yang terbalaskan, karena kamu tahu
uang ku tidak cukup jika harus membeli balasan rindu itu secara langsung,
aku harus menyicil nya terlebih dahulu, agar aku dapat di sayang dan dapat
bertemu dengan mu. Hari demi hari itu ku lakukan, ku sisihkan uang jajanku
agar aku bisa bertemu dan bersama orang yang begitu ku rindukan. Tapi
setelah uang ku kutabung , aku bingung apakah uang 450ribu hasil tabungan
ku ini cukup untuk membeli sepaket balasan rindu, ataupun uangku masih
kurang?, lalu aku juga bingung, dimana aku harus membeli nya? Tidak
mungkin aku harus memberikan uang ini kepadamu, sudah jelas kamu tidak
akan mau menerimanya. Ternyata aku juga tak bisa merasakan rinduku bisa
terbalas.
Lalu malam itu aku masih merindukan sosoknya, besok adalah hari ke 61 aku
merindukannya, lalu saat otak ku mulai tak bisa berpikir apa-apa lagi, saat
nafas ku mulai lelah untuk menahan bagimana sesaknya rindu lantas
terabaikan, saat aku sadar, besok adalah hari ke 61 aku menahan
segalanya, entah kenapa malam ini aku terjaga dari tidur ku, aku mulai
berpikir banyak hal , seperti biasanya jika aku telah merasa tersakiti aku
mulai berbicara dengan diriku sendiri karena dengan berbicara dengan diri
sendiri terkadang lebih tulus dari pada berbicara dengan mereka yang hanya
terkadang ingin mengetahui masalah kita bukan memberi solusi, terkadang
berbicara dengan diri sendiri dalam diam adalah bahasa hati kecil yang
terkadang itulah yang menjadi dasar untuk kita menjadi kuat dan menemukan
solusi yang lebih baik . Saat ini aku mulai menatap kosong langit-langit
kamarku dan dalam tatapan mataku aku berpikir “60hari bukan waktu yang
sebentar, 2bulan lamanya harus merindukan sosok yang sebenarnya mungkin
sudah melupakan ku, mungkin temanku benar, aku adalah gadis bodoh yang
sudah diperdaya oleh rasa itu, jika dia menyayangiku tak mungkin didalam
60hari dia selalu sibuk, tak mungkin dalam waktu 60hari dia tidak ada
pulsa untuk sekedar menelpon ku lebih dulu, tak mungkin dalam 60hari disetiap
waktu nya dia selalu bermain bersama teman-temannya, mungkin memang
benar rindu adalah sesuatu yang menakutkan, menyedihkan, menyakitkan,
kejam, membingungkan. dan sombong, sehingga untuk membalas rindu itupun
orang yang ku sayangi tidak sanggup membalas nya, lantas aku berpikir jika
memang rindu itu benar menakutkan, menyedihkan, menyakitkan, kejam,
membingungkan dan sombong bearti orang yang ku rindukan itu sedang
kesepian, bersedih, terluka, dan marah, seperti mereka yang pernah ku tanyai
rindu itu apa. iya kesepian saat teman-temannya tidak bersamanya, bersedih
saat teman-temannya dan dunianya ku usik karena aku selalu protek untuk
hal itu padahal aku hanya menuntut keadilanku , terluka karena terkadang
teman-temannya sering mengatakan dia mempunyai pacar penuntut, marah
karena aku yang dia anggap bodoh yang tidak pernah berkata “AKU INGIN
LEPAS” ketika dia sering mengabaikan ku. Harusnya kamu sadar, aku
membutuhkanmu, aku merindukan mu dan segala bentuk marah ku, segala
macam tindakanku adalah tulus, apakah ini adil jika kamu terlalu sibuk
dengan dunia mu sedangkan aku hanya berharap kamu berlaku adil atas
dunia mu dan sosok aku sebagai wanitamu? Lalu aku berpikir apakah
posisiku dalam hubungan ini jika aku selalu dianggap salah padahal untuk
sekedar ingin rinduku terbalaskan?. Terhitung dari hari ini aku berhenti
merindukan mu , karena aku tahu orang yang tulus menyayangiku tidak akan
pernah ingin membuatku terluka terlalu dalam, tidak akan membuatku
mengemis perhatian dan pertemukan bahkan dikecewakan terlalu sering, aku
percaya suatu saat kamu akan ada diposisiku walaupun jika nanti kedepannya
bukan aku yang kamu rindukan, untuk terakhir kalinya aku berkata aku
merindukanmu, dan sekarang aku benar-benar lelah dan aku berhenti
merindukanmu~
“ Dari
sang pemilik rindu yang telah gila & lelah merindukan”
“Untukmu yang aku rindukan ”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar